Pelatihan Private Fundamental to Advance Hypnotherapy
Bila Anda menginginkan suasana yang lebih pribadi, kami menyediakan jenis pelatihan bersifat privat. Pelatihan kami tetap mengacu pada standar IBH dan Anda dibimbing sampai mahir merelease masalah-masalah klien maupun Anda sendiri.
Adapun materi pelatihan ini adalah sebagai berikut:
Level Fundamental
Selasa, 12 Oktober 2010
Selasa, 05 Oktober 2010
10 Hukum Dasar Otak(part 2)
Hukum keenam: Konsep dan informasi dalam otak disusun dalam bentuk pola-pola. Otak dapat menerima sekaligus menolak pols-pola itu. Otak terikat sekaligus tidak terikat dengan pola.
Gambaran suatu benda akan disimpan pada tempat yang berbeda-beda di otak. Gambaran pisang akan disimpang pada tempat yang berbeda-beda. Bentuknya disimpan di lobus parietal, warna di lobus temporal, dan baunya di lobus frontal. Pemahaman terhadap sebuah informasi adalah hasil kerja sama semua bagian otak.
Gambaran suatu benda akan disimpan pada tempat yang berbeda-beda di otak. Gambaran pisang akan disimpang pada tempat yang berbeda-beda. Bentuknya disimpan di lobus parietal, warna di lobus temporal, dan baunya di lobus frontal. Pemahaman terhadap sebuah informasi adalah hasil kerja sama semua bagian otak.
Senin, 04 Oktober 2010
10 Hukum Dasar Otak(part 1)
Persamaan proses-proses di otak antara lain tampak dari hukum-hukum atau aturan-aturan dasar yang berlangsung dalam otak manusia. Jika alam semesta memiliki hukum-hukum alam, maka di otak pun terdapat hukum-hukum otak.
Hukum pertama: Otak menyimpan informasi
Sel-sel saraf adalah gudang penyimpanan. Namun, tidak seperti gudang penyimpanan beras yang tidak bertambah besar, sel-sel saraf otak menyimpan informasi melalui pertautan satu dengan yang lainnya. Semakin banyak pertautan, semakin kuat dan lama informasi itu disimpan. Logikanya, makin tua umur seorang manusia, makin banyak sel saraf dikepalanya.
Tidak seperti sel-sel dalam jantung yang tidak merespons rangsangan belajar, sel-sel otak justru bertambah dengan belajar.
Otak dan Kecerdasan
"Otak manusia merupakan sumber bagi banyak hal," kata seorang ahli otak. Yang dia maksudkan adalah otak manusia yang menjadi kekuatan fisik bagi pengembangan diri manusia secara keseluruhan.
Pernyataan itu memang meyakinkan. Konsep EQ-nya Goleman sesungguhnya berpijak pada jalur saraf emosi yang ditemukan ahli saraf Joseph deLoux. Sementara MI-nya Gardner, antara lain, berpijak pada penemuan ahli saraf Michael Gazzaniga. Otak telah menjadi sumber inspirasi yang kuat bagi pengembangan kedua konsep itu.
Konsep "BARU" tentang kecerdasan
Menurut Howard Gardner, ahli pendidikan yang memperkenalkan teori Multiple Intelligences (MI, kecerdasan majemuk). Banyak orang berpikir bahwa yang disebut cerdas hanyalah mereka yang cerdas di bidang bahasa dan matematika. Padahal, matematika dan bahasa hanyalah dua dari tujuh jenis kecerdasan yang dimiliki manusia. Nilai rapor, IPK, bahkan IQ hanya mengukur dua kecerdasan ini.
Tentu, ditilik dari kecerdasan kinestetis pastilah Tyson jauh lebih cerdas daripada Einstein dan Rudi Hartono jauh lebih cerdas daripada Habiebie! Ketika seseorang mengalami kecelakaan dengan cedera berat pada kepalanya, manakah yang lebih diperlukan:
Hipnosis
Pengertian Hipnosis
Hipnosis/hipnotis adalah proses psikologis alami yang "melompati" proses berpikir kritis dan membentuk satu jenis pikiran dan persepsi tertentu.
Teori Hipnosis
Beberapa teori hipnosis berusaha mendeskripsikan gejala ini dalam kaitannya dengan aktivitas otak sedangkan beberapa teori lainnya lebih berfokus pada pengalaman fenomenologisnya.
Teori Hipnosis
Beberapa teori hipnosis berusaha mendeskripsikan gejala ini dalam kaitannya dengan aktivitas otak sedangkan beberapa teori lainnya lebih berfokus pada pengalaman fenomenologisnya.
Terdapat perbedaan fundamental dalam teori hipnosis, yaitu antara "keadaan" (state) dan "non-keadaan" (non-state).
Penganut teori "keadaan" meyakini bahwa keadaan kesadaran yang berubah adalah bagian pokok dari hipnosis, sementara penganut teori "non-keadaan" percaya bahwa proses psikologis biasa, seperti perhatian terpusat dan pengharapan, sudah cukup untuk menerangkan gejala ini.
Definisi yang tepat dari apa yang merupakan keadaan kesadaran yang berubah masih menjadi bahan perdebatan. Meskipun banyak orang yang dihipnosis mendeskripsikan pengalaman mereka sebagai "berubah", sulit untuk menggunakan istilah ini tanpa ada definisi yang jelas terlebih dahulu.
Teori Keadaan Alfa dan Theta
Melalui data yang dikumpulkan dari Electroencephalography (EEG), diidentifikasikan dari impuls elektrik yang dipancarkan oleh otak ada empat macam frekuensi pola gelombang otak yang pokok.
Melalui data yang dikumpulkan dari Electroencephalography (EEG), diidentifikasikan dari impuls elektrik yang dipancarkan oleh otak ada empat macam frekuensi pola gelombang otak yang pokok.
Keadaan Beta (waspada/bekerja) didefinisikan sebagai 14-32 putaran per detik / cycles per second (CPS), keadaan Alfa (santai/relax) sebagai 7-14 CPS, keadaan Theta (mengantuk) sebagai 4-7 CPS, dan keadaan Delta (tidur/bermimpi/tidur pulas) kira-kira 3-5 CPS.
Satu definisi fisiologis dari keadaan hipnotis adalah bahwa tingkat gelombang otak yang diperlukan untuk mengatasi masalah seperti berhenti merokok, penanganan masalah berat badan, pengurangan fobia, peningkatan kemampuan olah raga, dll adalah keadaan alfa. Keadaan alfa pada umumnya diasosiasikan dengan menutup mata, relaksasi, dan melamun.
Definisi fisiologis lain menyebutkan bahwa keadaan theta diperlukan untuk perubahan therapeutic (berhubungan dengan pengobatan). Keadaan theta dikaitkan dengan hipnosis untuk pembedahan, hipnoanestesia (penggunaan hipnosis untuk mematirasakan rasa sakit), dan hipnoanalgesia (penggunaan hipnosis untuk mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit), di mana pembedahan lebih siap dilakukan dalam keadaan theta dan delta. Obat bius (anestetik), zat penenang (sedatif) dan hipnosis mengacaukan keselarasan syaraf, yang dianggap mendasari terjadinya gelombang theta, baik dalam manusia maupun binatang.
Konstruksionisme sosial / teori permainan peran
Teori ini beranggapan bahwa individu yang dihipnosis memainkan peran dan membiarkan penghipnosis menciptakan realitas untuk mereka.
Umumnya, selama proses hipnosis orang menjadi lebih reseptif (mudah menerima) sugesti, menyebabkan mereka berubah dalam cara merasakan, berpikir, dan berperilaku.
Teori ini beranggapan bahwa individu yang dihipnosis memainkan peran dan membiarkan penghipnosis menciptakan realitas untuk mereka.
Umumnya, selama proses hipnosis orang menjadi lebih reseptif (mudah menerima) sugesti, menyebabkan mereka berubah dalam cara merasakan, berpikir, dan berperilaku.
Beberapa psikolog seperti Robert Baker mengklaim bahwa apa yang kita sebut dengan hipnosis sebenarnya adalah bentuk dari perilaku sosial yang dipelajari.
Sementara psikolog seperti Sarbin dan Spanos beranggapan bahwa subjek bermain peran dengan pengharapan sosial yang kuat, subjek percaya bahwa mereka dalam keadaan terhipnosis, kemudian mereka berperilaku dengan cara yang mereka bayangkan bagaimana seorang yang dihipnosis akan berperilaku.
Langganan:
Postingan (Atom)